Wednesday, September 23, 2015

Kisah nyata Berangkat ke Dubai Tanpa Uang


Ini pengalaman pribadi, di Tahun 2007 ketika usia saya tepat 24 tahun, Saya mencoba-coba melamar pekerjaan ke Luar Negeri lewat internet.
Saya cari-cari di internet bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang saya yaitu berhubungan dengan Telco Engineer lebih tepatnya Drive Test Engineer. Gak kehitung berapa CV yang saya tebar ke agent-agent/perusahaan diluar negeri lewat Internet. Beberapa kali saya mendapatkan telpon dari Luar negeri kebanyakan dari London UK. Karena saya gak terlalu pintar B. Inggris dan saya gak pernah kursus B.Inggris maka banyak sekali interview yang gagal. Saya belum terbiasa dengan orang yang ngomong B.Ingris di telpon. Suatu saat ada telpon yang nomer depan nya +97, saya gak tahu itu telpon dari negara mana. Saya angkat telponnya, saya dengerin dia ngomong apa, dan ada beberapa yang saya ngerti, mungkin sudah mulai terbiasa dengan orang yang ngomong B.Inggris di telpon karena sering sekali mendapat telpon. Yang saya ingat dia ngomong bahwa dia butuh Drive test Engineer buat di UAE, karena saya gak tahu apa itu UAE, saya bilang "what is UAE?". Dia bilang "United Arab Emirates"(Uni Emirates Arab). Saya mulai sedikit mengerti bahwa dia butuh Engineer buat negara Arab. Selanjutnya dia sering nelpon, ngomong panjang banget, ada sebagian yang ngerti ada juga yang enggak. Saya cuma bilang "Yes" dan "OK".

Sebelumnya Saya nanya juga Gajinya berapa, saya bilang "How much is the Salary"?  dia bilang 2500 dollar. Benar juga beberapa menit setelah nelpon pertama kali dia ngirim email menawarkan pekerjaan di UAE lebih tepatnya di Dubai dengan Gaji 2500 dollar. Saya ngobrol dengan teman-teman sekantor di Bandung dan mereka berpendapat Gaji segitu murah banget, harusnya 3500 dollar.Lalu saya nego lagi, saya balas emailnya, minta 3500 dollar. Tapi si Agent nya gak setuju dia bilang mentoknya 2700 dollar( The last what I can offer you is US$ 2700), akhirnya dengan sedikit pertimbangan saya katakan OK. Saya berpikir gk apa-apa toh saya juga gak pinter-pinter amat, itung-itung jalan-jalan keluar negeri gratis(digaji lagi). Saya dikirim Kontrak lewat email, saya tanda tangani dan kirim balik.

Seminggu kemudian saya disuruh buat Passport. Saya pertama kali bikin Passport di Bandung dan seminggu kemudian jadi. Dia suruh saya kirim Passportnya lewat email, lalu saya kirim sesuai permintaan. Beberapa saat kemudian si Agent itu telpon lagi, dia menanyakan "What is your Last Name?" saya bilang " I don't have last Name, my name is Hidayat only". Setelah beberapa saat dari nelpon dia kirim email, dia butuh Last Name atau Family Name karena untuk kepentingan pembuatan Visa di Negara Arab harus minimal 2 Suku Kata. Jadi gak bisa masuk Arab kalo namanya cuma satu kata misal Jacky atau Jacko. Akhirnya saya bales dengan Last Name = Encuh, karena bapak saya namanya Encuh. 2 Minggu kemudian saya dikirim Visa lewat Email. Katanya:"This is your Visa and you have to come to Dubai This Week". Saya belum berpamitan ke Kantor lama saya bekerja dan hari itu saya langsung berpamitan ke Bos tempat saya bekerja, dengan sedikit kecewa karena ngasih tahu nya mendadak akhirnya bos saya mengizinkan dengan catatan record kamu disisi perusahaan kurang bagus tapi secara pribadi beliau support saya. Saya memaklumi hal itu karena perusahaan memang punya rule seperti itu dan kalo saya dipihak perusahaan pasti akan seperti itu juga, akan kecewa dengan karyawan yang mendadak resign dan belum menemukan pengganti. Tapi saya sudah mantap mengambil keputusan dengan berbagai resiko, saya pikir bagaimana nanti saja yang penting saya mencoba berangkat ke Luar Negeri untuk kerja overseas. Resiko saya waktu itu, saya keluar dari Perusahaan lama dengan Black list dan belum tentu sukses diperusahaan baru, padahal gaji di perusahaan lama cukup besar, cukup untuk menghidupi keluarga(Orang Tua dan Istri), saya baru menikah waktu itu. Tapi saya diminta agent untuk berangkat minggu itu juga ke Dubai, dia bilang pake uang kamu dulu nanti diganti pas nyampe Dubai. Kebetulan waktu itu saya punya Tabungan 6 Juta sedangkan Tiket ke Dubai kurang lebih 1000 dollar(9jt). Sisa kekuranganya 3 jt saya dapet dari Istri dengan menjual mas kawin. Langsung saya belikan tiket buat ke Dubai.


Singkat cerita saya berangkat ke Bandara Sukarno Hatta Jakarta. Pas Check In saya gak bisa lolos katanya saya harus punya tiket Return(tiket balik) sedangkan saya cuma punya tiket berangkatnya saja. Saya langsung telpon Agent Dubai di Bandara waktu itu bahwa saya gak bisa berangkat hari ini karena tiketnya harus bolak-balik. Setelah nego beberapa kali dan agent saya nelpon langsung dengan petugas Bandara tetep gak bisa soalnya saya dikasih nya Visa Visit bukan Working Visa. Akhirnya saya gagal berangkat, uang saya hampir semua habis karena sudah dibelikan tiket Pesawat Emirates, tinggal 20rb lagi di Saku. Saya nginep di Mushola di Bandara karena saya gak punya ongkos buat pulang ke Rumah. Besoknya pagi-pagi saya nelpon mertua saya yang kebetulan kerja di Jakarta untuk Jemput saya di Bandara. Saya gunakan uang 20rb untuk nelpon mertua. Siangnya saya dijemput dan akhirnya bisa pulang diantar sampe ke Rumah di Sumedang dengan bantuan mobil rekan kerja mertua saya. 

Akhirnya saya tinggal dirumah dan nganggur, saya gak jadi berangkat ke Dubai karena kesalahan beli tiket, beli tiketnya cuma One Way, seharusnya Two Way(Bolak-balik). Mulai putus asa dan sedikit pesimis dengan apa yang saya lakukan, Gaji bulan itu belum tentu dapet dari perusahaan lama karena black list dan saya gak jadi berangkat ke Dubai karena salah tiket.

2 Minggu kemudian ada telpon lagi dari Agent, katanya saya harus berangkat ke Dubai karena Client dari Nokia sudah nanyain terus, mana Enginner kamu? Saya bilang saya gak bisa berangkat karena saya sudah gak punya uang buat beli tiket. Dia bilang waktu itu, nanti akan saya kirim uangnya lewat Western Union, butuh berapa? dalam B.Inggrisnya:" I will send you Money through Western Union, How much you need?". Saya bilang 1000 dollar(9 jt), kurs waktu itu kalo gk salah 9000/dollar. Benar saja, dia SMS bahwa dia sudah kirim uang buat beli Tiket Pesawat dan saya dikasih kodenya buat ngambil uang di Western Union. Saya pergi ke kantor Pos untuk ngambil uang di Western Union. Dengan menunjukkan kode SMS dari Dubai ke Petugas Western Union akhirnya saya mendapatkan Uang nya kurang lebih 8.7 juta dan langsung saya belikan Tiket Pesawat Emirates untuk berangkat ke Dubai. 

Saya sudah punya tiket tapi gak punya uang buat bekal ongkos dijalan, bener-bener nol alias gak punya uang sama sekali. Padahal kalo berangkat ke luar negeri apalagi ke Dubai  Negara terkaya, minimal harus punya 1000 dollar untuk bertahan hidup di bulan pertama sebelum gajian. Tapi saya sudah siap apapun yang terjadi, saya berprinsip kalau pun saya gagal dan balik lagi ke Indonesia, minimal saya sudah pernah ke Luar Negeri sekali seumur hidup saya, minimal kaki saya pernah nginjak Luar negeri, dan itu akan jadi cerita sejarah hidup nantinya. 

Saya berprinsip bagaimana nanti saja waktu itu, bukan nanti bagaimana, karena kalo nanti bagaimana pasti gak bakalan berangkat-berangkat. Tiba waktunya saya berangkat ke Jakarta dan saya gak punya uang, terus saya telpon temen  saya, untuk pinjam uang 500 ribu saja buat bekal, nanti bulan depan kalo sudah gajian diganti. Kebetulan temen saya ini saya rekomendasikan juga ke Agent untuk bekerja di Dubai bareng saya. Dia akan berangkat 2 minggu kemudian setelah Visa beres.Dengan bekal 500 ribu dari temen saya akhirnya saya berangkat ke Jakarta, ke Bandara Sukarno Hatta.  Saya berhasil berangkat ke Dubai pake Pesawat Emirates Airlines. Itulah pertama kali saya naik Pesawat udara, langsung ke Luar Negeri, yaitu ke Dubai UAE. 

Setibanya di Bandara Dubai saya bingung, bagaimana caranya saya dijemput di Bandara sedangkan saya gak punya nomer buat nelpon Agent/Perusahaan di Dubai, nomer Simp*ti yang saya bawa ke Dubai gak bisa dipake karena gak diaktifkan international roamingnya dan kalaupun dipake tairfnya mahal banget. Saya gesek ATM B*A saya yang ada uangnya sekitar 300 ribuan hasil pinjem dari teman saya, dan uangnya ternyata gak keluar. Baru tahu kalo ATM B*A itu gak ada logo VISA/MASTER CARD nya , yang ada CIRRUS dan ALTO jadi agak susah ngambil uang di Luar Negeri seperti di Dubai. Saya mondar-mandir di dalam Bandara Dubai cari-cari cara gimana supaya bisa nelpon atau SMS Agent untuk menjemput saya di Bandara. Sempat pesimis juga jangan-jangan saya terdampar di bandara Dubai dan gak bisa pulang, tanpa uang sepeserpun. 

Beberapa lama ngubek-ngubek Bandara dan sempat putus asa, tiba-tiba saya menemukan tulisan FREE INTERNET. Saya samperin tuh Free Internet dan ternyata benar itu adalah Internet Gratis. Alhamdulillah saya bisa kirim email ke agent untuk jemput saya di Bandara dan sempat chatting juga dengan teman saya, sempat curhat juga dengan Senior gimana nih saya gak punya uang tapi sudah berada di Dubai, Senior saya menyarankan untuk minta Cash Advance aja(minta uang dulu ke Agent/Perusahaan tempat saya akan bekerja di Dubai). 

Saya berusaha keluar dari Bandara dengan tanya sana-tanya sini karena saya belum pernah tahu caranya gimana keluar dari Bandara, karena Bandara nya begitu luas. Akhirnya saya berhasil keluar juga dan begitu keluar langsung disambut beberapa Driver yang menuliskan nama, disitu ada driver yang membawa papan nama Hidayat Encuh. akhirnya saya dibawa sama tuh driver keluar Bandara Dubai menuju Apartement di Sharjah. Begitu nyampai apartement saya disambut agent yang sering nelpon saya namanya Waqas , orang Pakistan. Langsung saja saya minta Cash Advanced sesuai saran Senior saya. Saya Bilang:" Mr Waqas, I need Cash Advanced because I don’t have Money, I will pay you back when I get First Month Salary". Benar saja, Bos saya ini baik banget, dia ngasih saya uang sekitar 400 Dirham untuk bekal sebulan. Singkatnya sebulan dari situ saya gajian 10 ribu dirham(2700 dollar) atau sekitar 25 jt. Saya dibuatkan Visa permanent buat 3 tahun tapi 6 bulan dari situ saya pulang ke Indonesia karena istri saya sudah melahirkan 3 bulan sebelumnya. Jadi saya penasaran belum lihat bayi saya.

Itulah pengalaman saya berangkat kerja ke Dubai tanpa uang yang cukup, semoga menginspirasi. Share kalo cerita ini menginspirasi anda !


Salam,

Hidayat Encuh

Keterangan orang yang ada di Gambar dari kiri ke kanan:
- Hidayat Encuh(saya)
- Tahir Munir(Supir Iswanto dari Pakistan)
- Iswanto Sapari(Temen saya yg lebih dulu ke Dubai dan ketemu disana)
- Yudhie Hendrawan(Senior saya datang 1 bulan setelah saya disana katanya ikut aksi Nekat :D)

Teman-teman saya selama di Dubai:
- Kukun Kuntala(Teman saya yang saya pinjam uangnya :D )
- Aries Widodo Hendratno(Temen Expatriate yang sudah duluan ke Dubai)
- Tahrim Abbas(Kawan dari Malaysia)
- Ahzam Basarang(Kawan dari Malaysia)
- Rashid Bin Rahmat(Kawan dari Malaysia)
- Pak Yulius Danny(Senior Telco yang lama di Dubai)
- Pak Ahmad Irsyad(Senior Telco yang lama di Dubai)
- Reza Perkasiana(Senior Telco Expatriate)

Baca Cerita Selanjutanya
Cerita Pengalaman Selama Kerja di Dubai , UAE(United Arab Emirates)