Thursday, December 31, 2015

Modal banyak tanya bisa Keliling Dunia

Banyak Pengalaman yang saya alami yang mengharuskan saya harus bertanya walaupun dengan "bahasa Isyarat" sewaktu perjalanan ke Luar Negeri. Seperti Anda tahu, kalo Anda pernah baca cerita saya bagaimana saya pergi ke luar negeri tanpa bekal yang cukup dan bahasa Ingris yang memadai(Baca ceritanya di Kisah Nyata berangkat ke Dubai Tanpa uang) Bahwa modal saya adalah nekad dan banyak tanya untuk sesuatu yang tidak saya ketahui sebelumnya. Ketika saya harus berangkat ke Dubai minggu itu juga pada tahun 2007 sedangkan saya belum pernah sama sekali berangkat ke Luar Negeri, bahkan naik Pesawat pun belum pernah, maka yang Saya lakukan adalah bertanya ke teman-teman Saya yang pernah ke Luar Negeri. Sebelum berangkat Saya bertanya dulu apa yang harus Saya persiapkan kalo mau ke Luar Negeri. Teman Saya waktu itu mengatakan bahwa untuk ke Luar Negeri kita harus punya Passport dan Visa. Karena belum tahu apa bedanya Passport dan Visa maka saya nanya lagi ke Teman Saya apa bedanya Passport dan Visa?.Teman saya dengan singkat menjelaskan kalo Passport itu ibarat KTP sedangkan Visa itu Izin Tinggal kita di Negara tersebut.Bedanya kalo KTP itu berlaku di Dalam Negeri, sedangkan Passport berlaku untuk di Luar Negeri. Barulah saya paham setelah bertanya ke teman sebelum berangkat ke Dubai. Singkat cerita berangkatlah Saya ke Luar negeri pertama kali yaitu ke Dubai(Baca cerita selengkapnya di Kisah Nyata berangkat ke Dubai Tanpa uang). Dari Pengalaman Saya ke Luar Negeri pertama kali yang paling Saya ingat adalah bahwa itulah pertama kali Saya naik Pesawat selama hidup Saya dan langsung ke luar Negeri naik pesawat besar EMIRATES yaitu ke Dubai,UAE(United Arab Emirates),salah satu Negara Arab Terkaya di Dunia. Bagi saya bisa lolos dari Bandara Soekarno Hatta saja adalah "Sesuatu" karena ternyata banyak sekali check point yang harus Saya lewati,dari pemeriksaan Tiket, Visa, Fiskal sampai ke Ruang Tunggu Pesawat, bahkan saya pernah gagal sekali gara-gara salah Tiket. Ketika Saya sampai di Bandara Dubai dan gak tahu ke arah mana untuk menuju pintu ke luar karena Bandara nya begitu besar dan luas, Saya bertanya ke Petugas di bandara Dubai,"Where is Taxi stand ?", Dimana Stand Taxi ? Orang yang Saya tanya kelihatan bingung dengan apa yang Saya maksud, padahal Saya cuma ingin keluar dari Bandara. Dengan tambahan bahasa isyarat Saya mengatakan "I want to go out from here".Tampaknya dia mulai mengerti maksud Saya, lalu tangan nya mengarahkan Saya ke arah tertentu dan akhirnya Saya berhasil keluar pintu Bandara. Di Luar sudah menunggu Sopir-Sopir Taxi yang menjemput termasuk utusan Perusahaan yang menjemput Saya. Kemudian Saya dibawa oleh Sopir yang menjemput menuju ke Apartemen tempat yang akan Saya tinggali selama kerja di Dubai yang berlokasi di Kota Sharjah. Akhirnya Saya sampai ke tempat tujuan.Itulah manfaatnya bertanya selama di perjalanan supaya tidak tersesat walaupun dengan bahasa isyarat supaya sampai tujuan. Terus terang saja ke Dubai Saya cuma bawa uang 500 ribu hasil pinjam dari teman dan itu pun gak bisa diambil di ATM(Baca cerita selengkapnya di Kisah Nyata berangkat ke Dubai Tanpa uang).

Pengalaman selanjutnya adalah ketika Saya berangkat ke Vietnam. Sekitar akhir tahun 2009 setelah Saya bekerja di Arab Saudi(Cerita lengkapnya di Cerita berangkat Haji gratis ala Telco Engineer), Saya berangkat ke Vietnam untuk bekerja sebagai Drive test Engineer untuk support project NSN-Mobifone. Pengalaman ini adalah pengalaman ketiga Saya jalan-jalan ke Luar negeri dengan "modus" cari kerja. Sebelumnya Saya pernah ke Dubai, KSA(Arab Saudi) dan terakhir ke Vietnam. Semua Saya lakukan hanya dengan mengirim lamaran kerja lewat Email dari Internet dan selanjutnya tanya-tanya ke teman-teman dan Google.

Singkat cerita berangkatlah Saya ke Vietnam setelah dapat Tiket Pesawat dan Alamat yang dituju di Vietnam dari Perusahaan. Seperti yang kita tahu untuk pergi ke Negara-Negara ASEAN termasuk Vietnam, kita gak perlu mengurus Visa terlebih dahulu karena bisa tinggal di negara tersebut bebas Visa selama 30 hari dengan memberlakukan Visa On Arrival. Dalam perjalanan di Pesawat, Saya duduk bersebelahan dengan bapak-bapak yang sepertinya sudah terbiasa berangkat ke Vietnam karena dari ceritanya beliau bekerja sebagai Importir produk-produk dalam negeri untuk dipasarkan di Vietnam. Kesempatan itu Saya manfaatkan untuk bertanya-tanya seputar Vietnam seperti Restoran,Tempat makan yang halal, Mesjid dan transportasi ke tempat tujuan Saya yaitu Can Tho. Beliau menceritakan kalo di Vietnam khususnya Can Tho makanan halal dan mesjid agak susah karena penduduknya jarang sekali yang Muslim. Beliau menyarankan harus pandai-pandai memilih tempat makan, cari yang sayuran saja katanya, jangan memilih yang daging-daging karena banyak sekali daging Babi. Beliau juga ngasih tahu saya kalo ke Can Tho itu jauh dari Bandara Ho Chi Minh, bisa seharian di Jalanan katanya.Tidak terasa karena ngobrol di Pesawat akhirnya Pesawat mendarat di Bandara Ho Chi Minh(Saigon) setelah terbang sekitar 4 jam dari Jakarta. Begitu sampai ke Bandara, Saya keluar setelah melewati beberapa check point termasuk pembayaran Visa on arrival dan Cap Visa di Passport. Di Bandara Vietnam Saya tidak merasa kesusahan keluar Bandara seperti di Dubai karena Bandara nya kecil dan gak jauh beda dari Bandara Ahmad Yani Semarang. Saya menuju mobil Taksi dan di luar sudah ada Sopir jemputan dari perusahaan, kelihatan dari plank yang dibawa Sopir tersebut bertuliskan nama Saya:Hidayat Encuh. Selanjutnya Saya berangkat menuju ke tempat tujuan yaitu kota Can Tho,alamat tepatnya di  22 C2, Tran Van Kheo, Q.Ninh Kieu, Can Tho.
Selama di perjalanan Saya kaget juga ternyata benar apa kata bapak yang ketemu di pesawat, jaraknya lumayan jauh, beberapa kali mobil menyeberangi Sungai pake Kapal Perahu mirip dari Jakarta ke Lampung. Kira-kira jam 4 sore baru sampai di tempat tujuan yaitu kota Can Tho

Sekian sharing pengalaman Saya semoga bisa diambil hikmah nya yaitu jangan takut nyasar kalo Anda bepergian kemanapun termasuk ke Luar Negeri, Anda tinggal bertanya saja, Insha Allah sampai ke tempat tujuan. Mau bertanya gak bakalan sesat dijalan, bahkan Anda bisa keliling Dunia dengan modal banyak tanya. Bertanya dimanapun, kapan pun kepada siapapun termasuk ke Google(searching maksudnya :D).

Baca juga Cerita yang lainnya :
Kisah nyata Berangkat ke Dubai Tanpa Uang
Cerita Pengalaman Selama Kerja di Dubai , UAE(United Arab Emirates)
Cerita Berangkat Haji Gratis ala Telco Engineer

Thursday, October 1, 2015

Cerita Berangkat Haji Gratis ala Telco Engineer





Seperti yang dijanjikan dipostingan sebelumnya yang berjudul Cerita Pengalaman Selama Kerja di Dubai , UAE(United Arab Emirates), kali ini saya akan bercerita pengalaman saya lainnya yaitu berangkat haji gratis dengan cara yang tidak disangka-sangka sebelumnya.

Kira-kira bulan October 2009, Waktu itu saya sedang kerja kontrak disalah satu project di Indonesia yaitu di kota Makassar. Kontrak kerja saya waktu itu belum habis tapi tiba-tiba ada pengumuman dari perusahaan tempat saya bekerja bahwa akan ada pemecatan massal untuk seluruh project NS* karena pembayaran dari vendor tersebut belum direlease sudah hampir 6 bulan dan perusahaan selama itu menanggung beban menggaji karyawan dengan uang perusahaan sendiri. Sebagian besar karyawan akan dicut/diputus kontraknya termasuk saya. Ada beberapa teman yang beruntung karena mereka dipindahkan ke project lain masih diperusahaan yang sama. Saya sendiri termasuk dari sebagian besar yang diputus kontrak waktu itu.

Seperti biasa kalo kerjaan akan berakhir dan sebentar lagi nganggur maka yang dilakukan adalah update CV untuk melamar pekerjaan di perusahaan lain. Saya sendiri apply ke hampir 200 agent/perusahaan dalam dan luar negeri, waktu itu saya memang sering mengumpulkan alamat email agent atau perusahaan yang biasa kirim lowongan, jadi begitu saya perlu saya tinggal mengirimkan lamaran saya ke email-email tersebut satu kali sekaligus.Kalo mereka lagi membutuhkan biasanya mereka langsung telepon atau balas email yang dikirimkan. Saya terbiasa dengan mengirimkan banyak lamaran karena saya berpikir bahwa kemungkinan nyangkut/keterima di perusahaan akan lebih besar jika lamaran yang diajukan banyak. Biasanya selalu berlaku hukum 80/20 artinya dari 100 lamaran akan ada 80 yang ditolak dan 20 yang nyangkut. Karena begitu banyaknya pengajuan lamaran hampir tiap jam saya ditelpon dari berbagai perusahaan setelah beberapa menit kirim CV by email. Dari sekian banyak telepon yang saya terima ada satu perusahaan yang terlihat serius dan akan menempatkan saya untuk project di Arab Saudi(KSA/Kingdom Of Saudi Arabia). Waktu itu saya dapat tawaran tersebut dari perusahaan Malaysia namanya G*L Limited. Setelah kirim-kiriman email akhirnya deal dengan gaji 4000 dollar dan bekerja sebagai RF Optimizer, sebelumnya saya mengajukan 6000 dollar tapi gak disetujui, katanya "too much pak :D"(kebanyakan). Jadinya saya terima saja daripada ngangur dan gak ada kerjaan karena sebentar lagi kerjaan saya di Makassar akan berakhir. Selanjutnya untuk urusan kontrak,ticket,visa,dll dilemparkan untuk diurus di Jakarta karena perusahaan tersebut waktu itu ada juga kantornya di Jakarta.

Jadilah saya berangkat ke Arab Saudi dan begitu sampai di Arab Saudi saya di tempatkan di Jeddah. Di Jeddah saya tinggal di Apartemen bareng teman-teman diperusahaan yang sama, kebetulan ada beberapa teman yang sebelumnya pernah bareng juga di perusahaan dan project yang sama waktu sebelum saya berangkat ke Dubai dan sudah berangkat duluan ke Arab Saudi. Jadi saya cukup nyaman karena banyak teman-teman yang sama-sama kerja disana juga. Yang gak nyaman adalah Load kerja yang cukup tinggi dan membuat saya cukup stress waktu itu. Pergi pagi pulang malam bahkan sampai pagi lagi membuat saya gak betah. Dan satu hal lagi yang membuat saya gak betah adalah mekanisme kerja yang berbeda dengan di Indonesia, sehingga saya harus beradaptasi lagi dan belajar sesuatu yang baru. Selama kurang lebih 1.5 bulan saya ngantor di Jeddah dan setelah itu diminta berangkat ke Mekah untuk ngantor di operator dan melakukan presentasi ke Customer. Sebelumnya saya degdegan juga karena saya harus presentasi ke Operator Arab dengan menggunakan B. Inggris, padahal saya gak terlalu pintar berkomunikasi apalagi pake B. Inggris, pake B. Indonesia aja gak lancar kalo presentasi :D

Di Mekah saya ngantor di Operator Zain, kalo disini setara Telko*sel atau Indo*at. Kerjaan tiap hari adalah buat report dan presentasi ke Customer.Alhamdulillah lancar juga, tidak seperti yang saya takutkan, saya berhasil closing banyak QC(report) dan customer percaya juga dengan presentasi yang saya lakukan. Di Mekah saya tinggal di Hotel yang gak tahu dimana persis lokasinya, yang jelas tiap hari saya diantar jemput pake mobil kantor. Karena mungpung di Mekah dan dekat dengan Masjidil Haram maka kami manfaatkan kalo shalat Jumat di Masjidil Haram dan hampir seminggu sekali kalo hari libur dimanfaatkan untuk ibadah Umroh.

Ada kejadian menarik sewaktu saya di Mekah. Saya sempat berpisah dengan teman saya dan sulit untuk ketemu ketika kami mau berangkat Umroh.Waktu itu saya berangkat dari hotel menuju Masjidil Haram berdua bareng teman saya yang berasal dari India tapi lama di London, Namanya Obaid Hashmi. Kami berangkat pake mobil kantor dari Hotel menuju Masjidil Haram. Selain untuk umroh, teman saya ini mau ketemuan juga dengan keluarganya yang kebetulan berangkat Haji tahun itu(2009). Begitu mau sampai Masjidil Haram teman saya turun dari Mobil karena mau ketemuan di Hotel untuk ketemu keluarganya dan saya disuruh nunggu di mobil. Tinggal saya sendiri di Mobil dan karena jalanan macet mobil disuruh maju dan gak bisa lama-lama berhenti. Akhirnya saya berpisah dengan teman saya dan hanya berdua dengan supir, setelah muter-muter saya disuruh turun sama sopir katanya dia gak bisa nunggu lama karena Jalanan macet dan dia harus kembali lagi ke Hotel. Akhirnya saya diturunkan di jalanan macet yang lokasinya gak tahu dimana tapi yang jelas sekitar Masjidil Haram. Karena begitu banyak orang, ada berjuta-juta orang yaitu jemaah haji yang sudah mulai berdatangan disekitar Masjidil haram, saya telpon teman saya untuk ketemuan disuatu tempat. Pada saat itu posisi saya gak tau dimana dan temen saya juga gak tahu lagi dimana jadi kami sepakat janjian untuk ketemu di Ka'bah. Setelah berjalan jauh ternyata sulit juga bertemu karena jutaan orang memenuhi masjidil haram dan daerah sekitar Masjidil haram penuh dan sulit untuk ketemu di Ka'bah.
Akhirnya saya telpon lagi teman saya dan teman saya menyarankan untuk ketemuan di daerah sekitar Warung Kebab pas tadi siang Jumatan.Selanjutnya saya berjalan lagi mencari tempat yang kami sepakati yaitu Warung Kebab. Setelah lama mencari gak ketemu juga, saya sendiri gak ingat dimana posisi Warung itu begitu juga dengan teman saya, karena keadaan siang berbeda dengan malam. Kalo siang orang gak terlalu banyak, sedangkan malam itu, karena malam jumat dan Jemaah sudah banyak yang berdatangan membuat kami kesulitan mencari tempat untuk ketemuan tersebut. Pulsa sudah hampir mau habis tapi kami belum ketemu juga akhirnya saya berjalan tanpa arah di sekitar Masjidil Haram. Saya sudah hampir putus asa, gimana nih saya gak bisa pulang ke Hotel, saya sendiri gak tahu posisi Hotel kami dimana, jadi kalo gak ketemu teman saya maka saya gak bisa pulang ke Hotel, kalo saya gak bisa pulang ke Hotel dan HP saya mati maka saya tersesat di Masjidil haram dan gak bisa pulang ke Indonesia. Situasi ini mirip ketika saya tersesat di Bandara Dubai dan saya merasa buntu, cuma satu kunci untuk memecahkan masalah yaitu Keajaiban. Setelah beberapa lama berjalan diantara jutaan orang dengan pakaian yang sama putih-putih, malam itu tiba-tiba kami bertemu disaat yang tepat yaitu ketika saya melirik dan dia juga menoleh sehingga kami bisa lihat satu sama lain. Saat itu bagi saya adalah suatu keajaiban, bagaimana mungkin kami bisa bertemu diantara jutaan orang dengan pakaian yang sama(putih-putih), dan Lokasi kami juga gak tahu dimana berada? tapi tiba-tiba kami bertemu disaat yang tepat yaitu ketika saya melihat dia dan dia juga melihat saya. Saya sadar bahwa hidup itu memang ada yang ngatur. Ketika pikiran sudah buntu dan berpikir gak mungkin ketemu ternyata ketemu juga dengan cara yang tidak terduga. Kami bertemu di suatu tempat di sekitar masjidil haram yang sebelumnya tidak kami tentukan dan kebetulan pas saya melihat dia dan dia juga melihat saya. Setelah berhasil ketemu selanjutnya kami melaksanakan ibadah Umrah sesuai rencana sebelumnya. Setelah selesai melakukan ibadah umrah  kami pulang ke Hotel dijemput mobil kantor. Kebetulan sopirnya orang India juga jadi mereka gampang berkomunikasi, jadi saya tinggal numpang saja.

Kurang lebih 1 bulan lebih saya tinggal di Mekah dan suasana kerja sudah santai. Load kerja juga sudah mulai turun. Tiba waktunya pelaksanaan prosesi Ibadah Haji. Selanjutnya kami sudah tidak memikirkan lagi pekerjaan selain sudah hampir selesai,waktu itu kami berpikir kapan lagi ada kesempatan ke Mekah, kesempatan yang tidak akan datang dua kali kerja di Mekah bertepatan di bulan Haji.Jadi lebih baik beribadah Haji saja walaupun resikonya dipecat sama perusahaan karena bolos kerja. Tapi kenyataannya semua berjalan lancar. tidak ada kerjaan ketika sedang melakukan Ibadah Haji, karena Team Leadernya dan semua anak buahnya juga melaksanakan Ibadah Haji. Mungkin sudah Freeze juga dan Networknya sedang dipakai jadi gak ada kerjaan.
Setelah prosesi Ibadah Haji selesai kerjaan juga selsesai, jemaah sudah mulai pulang ke negara nya masing-masing,akhirnya saya pulang juga ke Indonesia. Itulah cerita saya berangkat Haji gratis dengan cara yang tidak disangka-sangka, selain gratis juga dapet gaji dollar :D. Bagi saya semuanya itu tidak ada yang kebetulan, pasti sudah ada yang ngatur termasuk ketika saya berangkat ke Mekah pas bulan Haji lewat pekerjaan yang saya lakukan disana. Yang kerja disana ada juga yang tidak bisa melakukan Ibadah Haji dan ada juga yang bisa. Saya yakin ada temen-temen lain yang juga mengalami pengalaman yang sama, cuman mereka gak tulis, jadi kita gak tahu. Saya menulis hanya untuk sharing saja semoga menjadi inspirasi bagi semuanya. Oh ya, saya menganalisis sendiri kenapa bisa sampai kesana padahal saya tidak pernah berdoa dan berangan-angan kesana. Waktu saya di Makassar ketika mau tidur suka membayangkan berangkat terbang pake pesawat ke Mekah dan shalat di depan Ka'bah, tujuannya supaya cepat bisa tidur karena konsentrasi di satu titik. Begitu shalat tahajud, untuk memfoukskan supaya khusuk juga sering membayangkan saya ada didepan Ka'bah. Ketika dzikir juga saya sering membayangkan kalo saya terbang ke Mekah dan shalat di depan Ka'bah. Mungkin itu semua diterjemahkan sebagai do'a oleh Allah swt sehingga bisa sampai kesana. Wallahu A'lam Bishawab. Boleh dicoba sama teman-teman  yang mau berangkat ke Mekah yaitu dengan cara mengimajinasikan impian tersebut ketika mau tidur,ketika shalat, keitika dzikir. Bayangkan bahwa teman-teman terbang kesana dan berada disana, didepan Ka'bah, tidak perlu memikirkan caranya, biar Allah saja yang ngatur sesuai caranya. Kalo itu menjadi kenyataan, berarti benar dugaan tersebut, untuk mewujudkan sesuatu itu perlu berimajinasi, perlu membayangkan seolah-olah situasi itu terwujud sampai benar-benar terwujud. Istilah orang baratnya berlaku hukum LOA(low of attraction). Wallahu a'lam bishawab.

- Keterangan gambar diatas dari kiri ke kanan:
1. Hadzrin Taib(Kawan dekat saya orang Malaysia, kemana-mana saya bareng beliau selama disana)
2. Urwah Mas'ud(Teman saya orang Pakistan)
3. Mohammad Omdah(Customer saya di Operator Zain KSA, berulangkali pernah nanyain kenal apa gak sama pak Aan Suwandoko)
4. Hidayat Encuh(saya sendiri :D)
5. Obaid Hasmi(Kawan saya orang India tapi lama di London,UK)

-Teman-teman yang ketemu selama saya bekerja di KSA:
1. Ricky Suradiraja(Sebelumnya pernah satu project di Bandung dan ketemu lagi di KSA)
2. Lucky Lukmansyah(Sudah lama tinggal dan kerja di KSA)
3. M. Ainur Rofiq(Senior Telco yang bertemu di Jeddah KSA)
4. Charles Batara(Bekerja satu perusahaan di KSA)
5. Mohammed Fabin(Teman saya berasal dari India)
6. Handik(Bekerja satu perusahan di KSA dan pernah bareng sebelumnya kerja di Bandung)
7. Chester Santos(Kawan saya dari Philipine)
8. Musaddiq(Teman yang lama di Saudi dan berasal dari Pakistan)
9. Dilwar Husain(Teman berasal dari India)
10.Sibgat Ullah Khan(Teman dari India)
11.Ahmad Dedi Afandi(Ketemu di Jeddah)
12.Srinivas Devarapalli(Teman dari India, sempat interface kerjaan ketika di Jeddah)
13.Ilham(Bekerja diperusahaan yang sama dan ketemu di Jeddah)
14.Sultan Alosaimy(Customer saya dioperator Zain KSA)
15.Majed Alkhaldi(Customer saya dioperator Zain KSA)




Saturday, September 26, 2015

Cerita Pengalaman Selama Kerja di Dubai , UAE(United Arab Emirates)


Bagi anda yang membaca kisah saya dipostingan sebelumnya yang berjudul Kisah nyata Berangkat ke Dubai tanpa Uang tentu belum tahu seperti apa kehidupan saya disana. Banyak sekali situasi-situasi yang harus saya hadapi yang tidak disangka-sangka sebelumnya. Yang lekat di ingatan kawan-kawan saya adalah saya pernah ditangkap Polisi(Shurtah) di Dubai. Ya, saya sudah 2 kali ditangkap polisi di Dubai. Pertama ketika saya dan teman-teman saya main ke Global Village dan yang kedua ketika saya sedang melakukan Drive test sendirian di daerah sekitar Dubai Creek-Deira(salah satu nama daerah di Dubai).

1.Tertangkap Polisi di Global Village
Global Village adalah daerah dimana terdapat acara semacam Bazar/Pameran yang acaranya diikuti banyak negara hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia,Malaysia, India, Pakistan, Arab Saudi dan sebagainya.Waktu itu kami bertiga (Saya dan 2 orang kawan dari Malaysia : Ahzam dan Rashid) berangkat dari Apartement dari Sharjah menuju Global Village untuk melakukan drive test disana. Saya dan Rashid sebenarnya ikut numpang saja karena yang kebagian tugas drive test disana adalah Ahzam. Sebelum ketangkap polisi kami sempat foto-foto dan jalan-jalan dulu disana. Berikut foto-foto kami sebelum tertangkap polisi/Shurtah di Global Village :

Setelah puas jalan-jalan dan foto2 disana kami melakukan tugas utama yaitu drive test keliling sekitar Globall Village. Situasi rame banget, banyak orang yang berkunjung kesana. Polisi yang jaga juga banyak hampir dibeberapa titik di Global Village. Karena kami drive test sering bolak- balik dan mobil masuk hampir ke setiap rute/jalan, suatu ketika kami disuruh berhenti/stop oleh Polisi. Kami berusaha menjelaskan bahwa kami dari Du(salah satu operator disana) sedang melakukan drive test mengecek Signal. Karena polisi berbicara B. Arab dan kurang mengerti B.Inggris sedangkan kami pake B. Inggris dan kurang mengerti B. Arab, Kami diminta menunjukkan Pasport dan Surat Tugas, kami kasihkan passport kami semua sedangkan surat tugas gak bisa kami tunjukkan karena memang gak ada. Mungkin karena dipassport kami masih Visa Visit dan Polisi menaruh curiga karena mobil dipasang GPS, di dashboard juga banyak HP maka kami semua disuruh turun dan dibawa ke Kantor polisi untuk diperiksa. Disana kami diinterogasi, digeledah, dompet dan peralatan termasuk HP buat drive test(NEMO) diambil semua oleh polisi dan kami gak bisa berbuat ap-apa, gk bisa dihubungi(menelpon ataupun ditelpon). Kami ditahan dikantor polisi selama semalam penuh, duduk dibangku di kantor polisi menunggu dibebaskan. Kemudian teman saya Rashid berinisiatif meminta Polisi untuk memberikan kesempatan meminjamkan HPnya yang ditahan polisi untuk menelpon pihak perusahaan. Besoknya sekitar jam 10.00 pagi datanglah orang kepercayaan perusahaan dan menjelaskan bahwa kami memang sedang bertugas dan Visanya masih pake Visa Visit karena Visa Kerjanya nya masih proses dan belum jadi. Akhirnya kami bisa pulang setelah perwakilan dari Perusahaan berhasil meyakinkan pihak kepolisian. Kami berhasil pulang setelah semalaman ditahan di Kantor Polisi. Ditahan sekitar Ashar sampai jam 10.00 pagi dihari berikutnya. Perlu diketahui kami ditahan bukan di Penjara/Sel tapi di kantor Kepolisian.


2. Tertangkap polisi di Sekitar Dubai Creek-Deira

Waktu itu saya sendirian berdua dengan Driver sedang malakukan drive test disana. Karena saya biasanya perfect jadi suka ngambil hampir semua rute drive test yang ada dimap dan akhirnya nyasar.Waktu itu driver juga sudah menanyakan "ini masuk gak?"(karena memang jalannya agak sempit), Saya bilang "masuk aja"(saya terbiasa dengan pola pikir masuk aja dulu nanti juga tahu). Ternyata makin lama jalan makin sempit dan gak bisa balik lagi, mundur juga gak bisa, tempat parkir gak ada. Kami jalan terus, mobil yang sebelumnya menginjak di Aspal (bisa buat ban mobil) jadi menginjak Paving blok warna merah(bukan buat kendaraan, tapi buat pejalan kaki). Akhirnya kami diberhentikan sama polisi daerah situ, kami disuruh turun dan masuk kantor polisi. Saya dan driver saya diperiksa diminta menunjukkan passport dan Surat Tugas. Lagi-lagi saya gak punya surat tugas karena memang gak dikasih sama Perusahaan dan di Passport saya masih Visa Visit. Akhirnya saya ditahan lagi dikantor Polisi. Saya menelpon teman saya Rashid dan teman-teman lain untuk membantu saya dengan membawa orang dari pihak perusahaan untuk menjemput saya dikantor Polisi. Setelah menungu sekitar hampir 2 jam akhirnya Rashid dan teman-teman serta pihak perusahaan(Thariq) datang ke kantor polisi dan akhirnya saya bebas bisa pulang.


Kedua kejadian ditangkap polisi diatas adalah kejadian yang banyak diingat teman2 saya salah satunya mas Luqman(waktu itu sedang di Kuwait) dan kawan Malaysia Rashid (kalo difacebook sering komen " Nyasar pak :D ").
Selain pengalaman ditangkap polisi di Dubai, ada juga pengalaman lain yang saya ingat dan sayang kalo gak dishare ke teman2 :D yaitu ketika saya diasingkan ke Kish Island(Iran) untuk perpanjangan Visa. Waktu itu saya lagi tugas drive test tiba-tiba pihak perusahaan telpon bahwa saya harus keluar dari Dubai karena Visa saya habis dan saya harus meninggalkan Dubai segera. Tiket sudah dibelikan tinggal berangkat sekarang juga. Saya tergesa-gesa pulang karena ditunggu. Begitu ketemu pihak perusahaan saya langsung dikasih Tiket dan diantar ke bandara untuk berangkat terbang ke Kish Island. Saya gak bawa bekal apa-apa karena dia bilang cuma sebentar, saya cuma pake baju seadanya + jaket saja. Begitu sampai ke Kish saya disuruh nunggu sampai proses perpanjangan Visa selesai dan ternyata bukan sehari-dua hari, tapi seminggu. Selama seminggu saya pake baju itu-itu terus karena saya gak bawa baju pengganti. Uang juga cuma bawa sedikit jadi gak bisa beli baju, yang ada cuma buat bekal makan saja. Satu minggu itu saya habiskan buat jalan-jalan di sekitar Pantai bersama dengan teman saya yang ketemu di Kish Island dan kebetulan orang Jakarta sedang perpanjang Visa juga. Kerjanya kalo gak salah seorang Pelaut, namanya Irman. Saya teringat terus pengalaman ini karena selama seminggu saya tidak ganti baju sampai pulang lagi ke Dubai. Saya bisa pulang ke Dubai setelah Visa beres dan Copy Visa + tiket Pulang ke Dubai dikirim by email oleh perusahaan. 

Ini foto-foto saya waktu di Kish Island(Iran):

Demikian cerita saya di Dubai yang saya ingat selama saya kerja disana, yang lainya cerita jalan-jalan saja. Maklum kerjaannya drive test jadi kebanyakan jalan-jalan, ada libur dimanfaatkan buat jalan-jalan untuk menghilangkan penat/stress. Untuk cerita jalan-jalan saya posting gambar-gambarnya saja dibawah :

1. Jalan-Jalan ke Ras Al-Khaimah

2. Jalan-Jalan ke Lulu Island Abu Dhabi

3. Jalan-Jalan di Jumeirah

4. Jalan-Jalan di Mamzar



Oh ya, ditulisan sebelumnya yang berjudul Kisah nyata Berangkat ke Dubai tanpa Uang. Saya pernah menuliskan " Kalo ada Kemauan pasti ada jalan(If There is a Will , there is a way)". Itu bukan kata-kata saya tapi kata-kata mas Hanif. Saya belum pernah ketemu di Dubai, tapi saya pernah baca tulisannya sebelum berangkat kesana, jadi saya terinspirasi juga sama tulisan beliau :D.
Banyak hal termasuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika kerja overseases pertama kali, tapi saya selalu berpikir bahwa kesulitan-kesulitan sekarang cuma akan menjadi masa lalu dimasa yang akan datang, pemikiran ini menambah ketegaran menghadapi situasi sulit. Pernah anda menghadapi situasi sulit dan anda merasa stress? ketika itu Anda mungkin harus berpikir"Situasi ini akan menjadi kenangan dimasa yang akan datang, jadi hadapi saja, toh nanti juga tinggal cerita".
Saya yakin pasti banyak juga cerita pengalaman dari Senior-Senior Telco atau temen-temen yang lain yang pernah overseas atau sedang overseases dan sangat menginspirasi, cuman bedanya mereka belum ditulis kalo saya ditulis :D.
Sekian cerita pengalaman saya selama kerja di Dubai, semoga menginspirasi Anda.Cerita ini saya paparkan hampir 80% dari semua pengalaman yang saya alami. Mungkin ada 20% yang yang terlewat saya ceritakan. Terima kasih sudah membaca. Kepada kawan saya yang di Malaysia yang membaca tulisan ini dan merasa ada yang perlu direvisi, silahkan kontak saya.

Baca juga pengalaman saya selanjutnya
Cerita Berangkat Haji Gratis

Wednesday, September 23, 2015

Kisah nyata Berangkat ke Dubai Tanpa Uang


Ini pengalaman pribadi, di Tahun 2007 ketika usia saya tepat 24 tahun, Saya mencoba-coba melamar pekerjaan ke Luar Negeri lewat internet.
Saya cari-cari di internet bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang saya yaitu berhubungan dengan Telco Engineer lebih tepatnya Drive Test Engineer. Gak kehitung berapa CV yang saya tebar ke agent-agent/perusahaan diluar negeri lewat Internet. Beberapa kali saya mendapatkan telpon dari Luar negeri kebanyakan dari London UK. Karena saya gak terlalu pintar B. Inggris dan saya gak pernah kursus B.Inggris maka banyak sekali interview yang gagal. Saya belum terbiasa dengan orang yang ngomong B.Ingris di telpon. Suatu saat ada telpon yang nomer depan nya +97, saya gak tahu itu telpon dari negara mana. Saya angkat telponnya, saya dengerin dia ngomong apa, dan ada beberapa yang saya ngerti, mungkin sudah mulai terbiasa dengan orang yang ngomong B.Inggris di telpon karena sering sekali mendapat telpon. Yang saya ingat dia ngomong bahwa dia butuh Drive test Engineer buat di UAE, karena saya gak tahu apa itu UAE, saya bilang "what is UAE?". Dia bilang "United Arab Emirates"(Uni Emirates Arab). Saya mulai sedikit mengerti bahwa dia butuh Engineer buat negara Arab. Selanjutnya dia sering nelpon, ngomong panjang banget, ada sebagian yang ngerti ada juga yang enggak. Saya cuma bilang "Yes" dan "OK".

Sebelumnya Saya nanya juga Gajinya berapa, saya bilang "How much is the Salary"?  dia bilang 2500 dollar. Benar juga beberapa menit setelah nelpon pertama kali dia ngirim email menawarkan pekerjaan di UAE lebih tepatnya di Dubai dengan Gaji 2500 dollar. Saya ngobrol dengan teman-teman sekantor di Bandung dan mereka berpendapat Gaji segitu murah banget, harusnya 3500 dollar.Lalu saya nego lagi, saya balas emailnya, minta 3500 dollar. Tapi si Agent nya gak setuju dia bilang mentoknya 2700 dollar( The last what I can offer you is US$ 2700), akhirnya dengan sedikit pertimbangan saya katakan OK. Saya berpikir gk apa-apa toh saya juga gak pinter-pinter amat, itung-itung jalan-jalan keluar negeri gratis(digaji lagi). Saya dikirim Kontrak lewat email, saya tanda tangani dan kirim balik.

Seminggu kemudian saya disuruh buat Passport. Saya pertama kali bikin Passport di Bandung dan seminggu kemudian jadi. Dia suruh saya kirim Passportnya lewat email, lalu saya kirim sesuai permintaan. Beberapa saat kemudian si Agent itu telpon lagi, dia menanyakan "What is your Last Name?" saya bilang " I don't have last Name, my name is Hidayat only". Setelah beberapa saat dari nelpon dia kirim email, dia butuh Last Name atau Family Name karena untuk kepentingan pembuatan Visa di Negara Arab harus minimal 2 Suku Kata. Jadi gak bisa masuk Arab kalo namanya cuma satu kata misal Jacky atau Jacko. Akhirnya saya bales dengan Last Name = Encuh, karena bapak saya namanya Encuh. 2 Minggu kemudian saya dikirim Visa lewat Email. Katanya:"This is your Visa and you have to come to Dubai This Week". Saya belum berpamitan ke Kantor lama saya bekerja dan hari itu saya langsung berpamitan ke Bos tempat saya bekerja, dengan sedikit kecewa karena ngasih tahu nya mendadak akhirnya bos saya mengizinkan dengan catatan record kamu disisi perusahaan kurang bagus tapi secara pribadi beliau support saya. Saya memaklumi hal itu karena perusahaan memang punya rule seperti itu dan kalo saya dipihak perusahaan pasti akan seperti itu juga, akan kecewa dengan karyawan yang mendadak resign dan belum menemukan pengganti. Tapi saya sudah mantap mengambil keputusan dengan berbagai resiko, saya pikir bagaimana nanti saja yang penting saya mencoba berangkat ke Luar Negeri untuk kerja overseas. Resiko saya waktu itu, saya keluar dari Perusahaan lama dengan Black list dan belum tentu sukses diperusahaan baru, padahal gaji di perusahaan lama cukup besar, cukup untuk menghidupi keluarga(Orang Tua dan Istri), saya baru menikah waktu itu. Tapi saya diminta agent untuk berangkat minggu itu juga ke Dubai, dia bilang pake uang kamu dulu nanti diganti pas nyampe Dubai. Kebetulan waktu itu saya punya Tabungan 6 Juta sedangkan Tiket ke Dubai kurang lebih 1000 dollar(9jt). Sisa kekuranganya 3 jt saya dapet dari Istri dengan menjual mas kawin. Langsung saya belikan tiket buat ke Dubai.


Singkat cerita saya berangkat ke Bandara Sukarno Hatta Jakarta. Pas Check In saya gak bisa lolos katanya saya harus punya tiket Return(tiket balik) sedangkan saya cuma punya tiket berangkatnya saja. Saya langsung telpon Agent Dubai di Bandara waktu itu bahwa saya gak bisa berangkat hari ini karena tiketnya harus bolak-balik. Setelah nego beberapa kali dan agent saya nelpon langsung dengan petugas Bandara tetep gak bisa soalnya saya dikasih nya Visa Visit bukan Working Visa. Akhirnya saya gagal berangkat, uang saya hampir semua habis karena sudah dibelikan tiket Pesawat Emirates, tinggal 20rb lagi di Saku. Saya nginep di Mushola di Bandara karena saya gak punya ongkos buat pulang ke Rumah. Besoknya pagi-pagi saya nelpon mertua saya yang kebetulan kerja di Jakarta untuk Jemput saya di Bandara. Saya gunakan uang 20rb untuk nelpon mertua. Siangnya saya dijemput dan akhirnya bisa pulang diantar sampe ke Rumah di Sumedang dengan bantuan mobil rekan kerja mertua saya. 

Akhirnya saya tinggal dirumah dan nganggur, saya gak jadi berangkat ke Dubai karena kesalahan beli tiket, beli tiketnya cuma One Way, seharusnya Two Way(Bolak-balik). Mulai putus asa dan sedikit pesimis dengan apa yang saya lakukan, Gaji bulan itu belum tentu dapet dari perusahaan lama karena black list dan saya gak jadi berangkat ke Dubai karena salah tiket.

2 Minggu kemudian ada telpon lagi dari Agent, katanya saya harus berangkat ke Dubai karena Client dari Nokia sudah nanyain terus, mana Enginner kamu? Saya bilang saya gak bisa berangkat karena saya sudah gak punya uang buat beli tiket. Dia bilang waktu itu, nanti akan saya kirim uangnya lewat Western Union, butuh berapa? dalam B.Inggrisnya:" I will send you Money through Western Union, How much you need?". Saya bilang 1000 dollar(9 jt), kurs waktu itu kalo gk salah 9000/dollar. Benar saja, dia SMS bahwa dia sudah kirim uang buat beli Tiket Pesawat dan saya dikasih kodenya buat ngambil uang di Western Union. Saya pergi ke kantor Pos untuk ngambil uang di Western Union. Dengan menunjukkan kode SMS dari Dubai ke Petugas Western Union akhirnya saya mendapatkan Uang nya kurang lebih 8.7 juta dan langsung saya belikan Tiket Pesawat Emirates untuk berangkat ke Dubai. 

Saya sudah punya tiket tapi gak punya uang buat bekal ongkos dijalan, bener-bener nol alias gak punya uang sama sekali. Padahal kalo berangkat ke luar negeri apalagi ke Dubai  Negara terkaya, minimal harus punya 1000 dollar untuk bertahan hidup di bulan pertama sebelum gajian. Tapi saya sudah siap apapun yang terjadi, saya berprinsip kalau pun saya gagal dan balik lagi ke Indonesia, minimal saya sudah pernah ke Luar Negeri sekali seumur hidup saya, minimal kaki saya pernah nginjak Luar negeri, dan itu akan jadi cerita sejarah hidup nantinya. 

Saya berprinsip bagaimana nanti saja waktu itu, bukan nanti bagaimana, karena kalo nanti bagaimana pasti gak bakalan berangkat-berangkat. Tiba waktunya saya berangkat ke Jakarta dan saya gak punya uang, terus saya telpon temen  saya, untuk pinjam uang 500 ribu saja buat bekal, nanti bulan depan kalo sudah gajian diganti. Kebetulan temen saya ini saya rekomendasikan juga ke Agent untuk bekerja di Dubai bareng saya. Dia akan berangkat 2 minggu kemudian setelah Visa beres.Dengan bekal 500 ribu dari temen saya akhirnya saya berangkat ke Jakarta, ke Bandara Sukarno Hatta.  Saya berhasil berangkat ke Dubai pake Pesawat Emirates Airlines. Itulah pertama kali saya naik Pesawat udara, langsung ke Luar Negeri, yaitu ke Dubai UAE. 

Setibanya di Bandara Dubai saya bingung, bagaimana caranya saya dijemput di Bandara sedangkan saya gak punya nomer buat nelpon Agent/Perusahaan di Dubai, nomer Simp*ti yang saya bawa ke Dubai gak bisa dipake karena gak diaktifkan international roamingnya dan kalaupun dipake tairfnya mahal banget. Saya gesek ATM B*A saya yang ada uangnya sekitar 300 ribuan hasil pinjem dari teman saya, dan uangnya ternyata gak keluar. Baru tahu kalo ATM B*A itu gak ada logo VISA/MASTER CARD nya , yang ada CIRRUS dan ALTO jadi agak susah ngambil uang di Luar Negeri seperti di Dubai. Saya mondar-mandir di dalam Bandara Dubai cari-cari cara gimana supaya bisa nelpon atau SMS Agent untuk menjemput saya di Bandara. Sempat pesimis juga jangan-jangan saya terdampar di bandara Dubai dan gak bisa pulang, tanpa uang sepeserpun. 

Beberapa lama ngubek-ngubek Bandara dan sempat putus asa, tiba-tiba saya menemukan tulisan FREE INTERNET. Saya samperin tuh Free Internet dan ternyata benar itu adalah Internet Gratis. Alhamdulillah saya bisa kirim email ke agent untuk jemput saya di Bandara dan sempat chatting juga dengan teman saya, sempat curhat juga dengan Senior gimana nih saya gak punya uang tapi sudah berada di Dubai, Senior saya menyarankan untuk minta Cash Advance aja(minta uang dulu ke Agent/Perusahaan tempat saya akan bekerja di Dubai). 

Saya berusaha keluar dari Bandara dengan tanya sana-tanya sini karena saya belum pernah tahu caranya gimana keluar dari Bandara, karena Bandara nya begitu luas. Akhirnya saya berhasil keluar juga dan begitu keluar langsung disambut beberapa Driver yang menuliskan nama, disitu ada driver yang membawa papan nama Hidayat Encuh. akhirnya saya dibawa sama tuh driver keluar Bandara Dubai menuju Apartement di Sharjah. Begitu nyampai apartement saya disambut agent yang sering nelpon saya namanya Waqas , orang Pakistan. Langsung saja saya minta Cash Advanced sesuai saran Senior saya. Saya Bilang:" Mr Waqas, I need Cash Advanced because I don’t have Money, I will pay you back when I get First Month Salary". Benar saja, Bos saya ini baik banget, dia ngasih saya uang sekitar 400 Dirham untuk bekal sebulan. Singkatnya sebulan dari situ saya gajian 10 ribu dirham(2700 dollar) atau sekitar 25 jt. Saya dibuatkan Visa permanent buat 3 tahun tapi 6 bulan dari situ saya pulang ke Indonesia karena istri saya sudah melahirkan 3 bulan sebelumnya. Jadi saya penasaran belum lihat bayi saya.

Itulah pengalaman saya berangkat kerja ke Dubai tanpa uang yang cukup, semoga menginspirasi. Share kalo cerita ini menginspirasi anda !


Salam,

Hidayat Encuh

Keterangan orang yang ada di Gambar dari kiri ke kanan:
- Hidayat Encuh(saya)
- Tahir Munir(Supir Iswanto dari Pakistan)
- Iswanto Sapari(Temen saya yg lebih dulu ke Dubai dan ketemu disana)
- Yudhie Hendrawan(Senior saya datang 1 bulan setelah saya disana katanya ikut aksi Nekat :D)

Teman-teman saya selama di Dubai:
- Kukun Kuntala(Teman saya yang saya pinjam uangnya :D )
- Aries Widodo Hendratno(Temen Expatriate yang sudah duluan ke Dubai)
- Tahrim Abbas(Kawan dari Malaysia)
- Ahzam Basarang(Kawan dari Malaysia)
- Rashid Bin Rahmat(Kawan dari Malaysia)
- Pak Yulius Danny(Senior Telco yang lama di Dubai)
- Pak Ahmad Irsyad(Senior Telco yang lama di Dubai)
- Reza Perkasiana(Senior Telco Expatriate)

Baca Cerita Selanjutanya
Cerita Pengalaman Selama Kerja di Dubai , UAE(United Arab Emirates)